<< *** SAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN 1445 H - 2024 M *** SEMOGA DIBERIKAN KEKUATAN LAHIR DAN BATIN UNTUK MENJALANKAN IBADAH PUASA PENUH DI BULAN RAMADHAN >>

Merencanakan Penilaian Berbasis HOTS

Posted by VIRTUAL PENDAMPINGAN on Thursday, September 26, 2019



Sebelum Saudara berlatih menyusun instrumen penilaian berbasis HOTS, terlebih dahulu Saudara baca bahan bacaan berikut, dan kemudian tuliskan 2 butir soal yang berhubungan dengan bahan bacaan tersebut. Saudara diminta untuk menuliskan soal tersebut di formulir yang tersedia di bagian akhir postingan ini.


Bacalah Bahan Bacaan berikut ini, dan buatlah 2 soal berdasarkan bacaan tersebut:
Bahan Bacaan 1
SAMPAH
Semua barang yang tidak kita inginkan lagi dan akan dibuang kita sebut sebagai sampah. Coba perhatikan barang-barang di sekitarmu. Adakah barang-barang yang ingin kamu buang? Barang itu kamu sebut sebagai sampah. Demikian pula barang yang sudah kita buang tentu saja bisa kita sebut sebagai sampah.
Benda yang kita sebut sebagai sampah belum tentu dianggap sampah oleh orang lain. Misalnya, kalau kamu tidak memakai lagi suatu buku dan ingin membuangnya, maka buku itu adalah sampah bagimu. Tapi bisa jadi adik kelasmu atau orang lain memerlukannya sehingga bagi mereka buku itu bukan sampah.
Sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
1. Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang bisa membusuk secara alami, disebut juga dengan sampah basah. Sampah ini biasanya berasal dari tumbuhan dan hewan. Kalau kamu mengubur tikus mati atau sayuran atau daun-daunan di dalam tanah, maka sampah itu akan terurai dan membusuk. Sampah yang sudah terurai atau membusuk itu bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos. Selain sampah dapur, yang termasuk sampah basah adalah sisa-sisa masakan, nasi, buah, dan lain-lain.
2. Sampah anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat membusuk secara alami, disebut juga sampah kering. Kalau kamu mengubur plastik selama bertahun-tahun dan kemudian menggalinya, plastik itu akan tetap sebagai plastik tidak bisa menjadi tanah. Selain plastik, benda-benda yang termasuk sampah kering adalah logam, besi, kaca, dll.
Setiap hari kita bisa menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar. Di Jakarta saja, dalam setahun jumlah sampahnya bisa mencapai 170 kali besar candi Borobudur. Banyak sekali, bukan? Sampah-sampah yang kita hasilkan akan diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir  atau TPA. Apa yang akan terjadi di sini? Sampah-sampah ini akan ditumpuk. Semakin lama tumpukannya akan semakin tinggi. Bila sudah terlalu tinggi, sampah-sampah itu akan dibakar. Tentu saja hal itu tidak baik bagi lingkungan. Asap yang dihasilkan akan mengotori udara.
Untuk mengatasi masalah sampah, pemerintah menyediakan tempat sampah di pinggir-pinggir jalan. Untuk sampah organik, disediakan tempat sampah berwarna biru. Untuk sampah anorganik, disediakan tempat sampah berwarna jingga.
Cara lain untuk mengatasi sampah adalah kegiatan daur ulang. Daur ulang adalah pemanfaatan kembali sampah menjadi barang yang berguna. Sampah organik yang terkumpul bisa diolah kembali atau didaur ulang menjadi pupuk. Pupuk hasil daur ulang ini bisa membuat tanaman tumbuh subur. Sampah anorganik yang terkumpul bisa didaur ulang menjadi barang-barang yang bermanfaat. Ban bekas, misalnya, bisa dijadikan pot bunga atau tempat sampah yang indah. Kaleng-kaleng bekas bisa diolah lagi di pabrik menjadi kaleng baru.

Kalau kita ingin sehat, maka kita harus memiliki cara hidup yang baik. Beberapa cara hidup yang baik adalah tidak boleh membuang sampah sembarangan supaya sampah tidak tersebar dan lingkungan menjadi bersih. Lingkungan yang kotor penuh dengan kuman yang bisa membuat kita sakit. Selain itu kita juga harus berhemat dengan barang sehingga tidak mudah menghasilkan sampah. Sampah yang dibuang harus ditempatkan di tempat yang benar. Yang tidak kalah penting adalah kita juga perlu belajar cara memanfaatkan kembali sampah-sampah kita supaya kita bisa membantu mengurangi jumlah sampah.


Bahan Bacaan 2

Buatlah 2 pertanyaan dari teks cerita di atas!


Pengertian Berfikir Tingkat Tinggi
Berfikir tingkat tinggi merupakan kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite)

Karakteristik soal HOTS
1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
2. Berbasis permasalahan kontekstual

Langkah-langkah menyusun soal HOTS
1. Menyusun kisi-kisi soal.
2. Menentukan indikator kunci yang akan dibuatkan soal. Apabila indikator kunci belum berada di level kognitif 3 (penalaran), buatlah tambahan soal dari indikator pengayaan.
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual.
4. Menulis butir pertanyaan pada kartu soal sesuai dengan kisi-kisi soal.
5. Membuat pedoman penskoran atau kunci jawaban.





Blog, Updated at: September 26, 2019

0 komentar:

Post a Comment

VIDEO TUTORIAL DAN PEMBAHASAN SOAL

VIDEO TUTORIAL DAN PEMBAHASAN SOAL
Silahkan lihat video tutorial di Channel Saya

Profil Saya

FORUM GURU PENGGERAK

 
FORUM GURU PENGGERAK
Public group · 95 members
Join Group
Group ini diharapkan menjadi media tempat berbagi dan eksplorasi pengetahuan, pengalaman dan praktik Guru Penggerak untuk Indonesia Maju.
 

Search Artikel

JADWAL WAKTU SHOLAT


>> Sesuaikan jadwal dengan Klik drop-down Kota/Kab Anda >> Waktu imsak 10 menit sebelum waktu Shubuh

Followers

Statistik Blog

Online Real Time

CB