Hasil
belajar peserta didik dapat dinilai dengan tujuan yang berbeda. Penilaian dapat
dilakukan untuk mengetahui materi yang belum dikuasai peserta didik, untuk
melihat kemajuan peserta didik pada periode waktu tertentu, untuk pemberian
nilai, untuk penempatan peserta didik, dan untuk penentuan kelulusan peserta
didik. Penilaian tersebut secara umum dibedakan menjadi penilaian internal dan
penilaian eksternal. Penilaian internal adalah penilaian yang dilakukan oleh
guru atau sekolah, sedangkan penilaian eksternal dilakukan oleh institusi di
luar sekolah misalnya pemerintah atau lembaga penilaian yang diberi otoritas
oleh pemerintah.
Penilaian
eksternal dapat berupa ujian penentu kelulusan, tes seleksi masuk ke jenjang
pendidikan berikut, pemantauan ketercapaian kurikulum. Pada umumnya untuk
penilaian eksternal digunakan tes tertulis sebagai prosedur atau instrumen
penilaian yang baku (terstandar). Instrumen baku tersebut menjadi penting
karena perlunya membandingkan hasil peserta dengan cara objektif. Sementara
penilaian internal yang dilakukan oleh guru dengan tujuan memberikan umpan
balik kepada peserta didik dan memperbaiki proses pembelajaran menggunakan
instrumen yang kurang baku misalnya penilaian unjuk kerja, portofolio. Hal ini
karena fokus pada individu masing-masing peserta didik, bukan untuk
membandingkan antarpeserta didik. Ketika sekolah atau guru melakukan penilaian
untuk menentukan kelulusan atau ketercapaian dari suatu standar maka penggunaan
instrumen yang baku menjadi penting.
Pada saat
ini umumnya tes prestasi belajar atau tes prestasi akademik menggunakan tes
bentuk soal pilihan ganda (PG) karena saat ini tes PG dipandang sebagai tes
objektif yang efisien digunakan untuk jumlah peserta besar. Untuk masa yang
akan datang ketika skoring soal isian atau essay dapat dilakukan oleh mesin,
bukan tidak mungkin soal untuk penilaian eksternal menggunakan soal isian atau
essay.
Untuk
menjamin kualitas soal tes yang terstandar, pengembangan tes melalui beberapa
tahap. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun tes terstandar adalah (1)
menentukan tujuan tes; (2) menentukan acuan yang akan dipakai (kriteria atau
norma); (3) membuat kisi-kisi; (4) memilih soal-soal dari kumpulan soal yang
sudah ada sesuai dengan kisi-kisinya. Apabila soal yang diambil merupakan soal
baru, soal-soal tersebut harus melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi,
ujicoba, dan analisis hasil ujicoba sehingga diperoleh soal yang baik dari segi
kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, pengadministrasian tes (pelaksanaan
tes) juga dibuat standar. Untuk tes prestasi terstandar, soal-soal harus
mengacu pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik. Dalam hal
ini kurikulum atau standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditetapkan
apabila tes tersebut akan digunakan untuk kelulusan. Proses penskorannya juga
harus dilakukan terstandar terutama apabila ada soal berbentuk uraian sehingga
hasil tes tersebut dapat dilihat keterbandingannya.
Untuk
menjamin ketersediaan soal yang terstandar, perlu dikembangkan bank soal. Bank
soal adalah kumpulan soal yang telah teridentifikasi karakteristiknya, misalnya
tingkat kesukaran, daya beda, dan penyebaran pilihan jawaban (option).
Pengembangan bank soal perlu dilakukan secara terus-menerus untuk memenuhi
berbagai keperluan penggunaan.
Tahapan
pengembangan bank soal meliputi:
1.
Penyusunan kisi-kisi
Kisi-kisi
digunakan sebagai pedoman bagi penulis soal agar diperoleh soal yang sesuai
dengan tujuan.
2.
Penulisan soal
Soal
ditulis oleh beberapa penulis soal berdasarkan kisi-kisi. Soal-soal yang
dihasilkan merupakan soal-soal mentah.
3. Review
dan Revisi (Telaah dan Perbaikan)
Review
adalah menelaah soal mentah secara kualitatif berdasarkan kaidah penulisan soal
oleh penelaah soal. Hasil review soal diklasifikasikan menjadi soal baik, soal
kurang baik, dan soal ditolak. Soal baik langsung diterima, soal kurang baik
perlu diperbaiki sehingga diperoleh soal yang baik, dan soal yang ditolak
dikembalikan ke penulis.
Baca dan pelajari pula:
Panduan Penyusunan Kisi-kisi soal
Teknik Penulisan soal PG
Baca dan pelajari pula:
Panduan Penyusunan Kisi-kisi soal
Teknik Penulisan soal PG
4. Perakitan soal
Soal-soal
baik selanjutnya dirakit menjadi beberapa paket soal untuk diujicobakan. Pada
saat perakitan, dimasukkan beberapa soal yang berfungsi sebagai soal linking
antarpaket. Soal-soal linking tersebut diambil dari bank soal yang telah
memiliki karakteristik soal.
5.
Ujicoba soal
Paket-paket
soal diujicobakan kepada peserta didik yang sedang menempuh jenjang pendidikan
yang sesuai dengan jenjang pendidikan pada tes tersebut. Misalnya, soal-soal
Bahasa Indonesia kelas VIII diujikan kepada peserta didik kelas VIII di akhir
tahun pelajaran atau kepada peserta didik kelas IX di awal tahun pelajaran.
Peserta didik dalam menjawab soal-soal tes tersebut harus serius seolah-olah
ujian yang sebenarnya walaupun pada ujicoba ini yang akan dilihat adalah
kualitas soalnya bukan kompetensi peserta didik. Ujicoba soal digunakan untuk
mengumpulkan data empirik tentang soal berupa jawaban-jawaban peserta didik
terhadap soal.
6. Analisis
kuantitatif
Data
empirik dari hasil ujicoba dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
program analisis, baik klasik maupun modern. Program analisis secara klasik
menggunakan iteman. Hasil iteman meliputi daya beda, tingkat kesukaran,
penyebaran option, dan cek kunci. Selanjutnya, soal-soal tersebut dianalisis
menggunakan teori tes modern (Item Response Theory). Program yang dapat
digunakan antara lain Bigsteps, Winsteps, Quest, Conquestuest, RUMM. Dengan
menggunakan analisis teori tes modern dapat diperoleh informasi kesesuaian soal
dengan model (fit terhadap model), disamping tingkat kesukaran soal.
7.
Seleksi soal
Berdasarkan
hasil analisis soal, soal-soal dikelompokkan menjadi soal baik, soal perlu
revisi, dan soal ditolak. Berdasarkan teori tes klasik soal-soal baik adalah
soal yang memiliki daya beda tinggi, ditunjukkan dengan korelasi point biserial
di atas 0,2 dan semua distraktor berfungsi. Berdasarkan teori tes modern, soal
yang baik adalah soal yang sesuai (fit) dengan model, ditunjukan oleh statistik
fit, seperti infit atau outfit. Soal-soal baik dimasukkan ke dalam bank soal.
Soal dengan daya beda rendah dan terdapat distraktor yang tidak berfungsi perlu
direvisi. Soal yang tidak mempunyai daya beda dan sebagian distraktor tidak
berfungsi ditolak.
Download Panduan Penulisan Soal SMP/MTs
Demikian sekilas tentang panduan penyusunan soal, semoga bermanfaat.
Download Panduan Penulisan Soal SMP/MTs
Demikian sekilas tentang panduan penyusunan soal, semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment