Peringatan HGN tahun 2017 dipusatkan di halaman
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada hari Sabtu 25 Nopember 2017. Upacara
yang dihadiri para pejabat dan karyawan di lingkungan Kemdikbud ini dipimpin
oleh Mendikbud sebagai inspektur upacara. Upacara ini juga juga diikuti Guru
peserta seminar Guru, finalis lomba Inovasi Pembelajaran, Kepala Sekolah dan
Pengawas Sekolah peserta Simposium Tendik, peserta lomba Guru dan Pengelola
PAUD, serta undangan lainnya.
Resepsi peringatan HGN dilanjutkan dengan
pengumuman dan penobatan peserta terbaik lomba dan simposium tendik yang
dilaksanakan di ruang Gedung Insan Cendekia Kemdikbud. Mengawali acara, peserta
dihibur oleh penampilan Seni tradisional Banten berupa pementasan Rampak Beduk
dari siswa-siswi SMK Negeri 2 Pandeglang yang cukup membuat decak kagum
penonton. Acara ini juga dimeriahkan dengan pameran pendidikan dari lingkungan
UPT Kemdikbud se-Indonesia yang dibuka secara resmi oleh Plt Dirjen GTK Dr.
Hamid Muhammad. Pada puncak acara, Mendikbud Prof. Dr. Muhajir Effendy berkesempatan
memberikan sambutan dalam peringatan HGN 2017 dan memberikan selamat kepada
seluruh Guru Indonesia.
Dalam pidatonya mendikbud mengajak kita semua
melakukan refleksi terhadap kinerja pendidik dan tenaga kependidikan serta
kemdikbud. Menteri menganalogikan jika di tentara angkatan darat ada pasukan
infantry (bagian jalan kaki), artileri (bagian senjata meriam), kavaleri (bagian
tank), zeni (menyiapkan sarana dan angkutan), pasukan bantuan kesehatan, angkutan
perbekalan, dan yang paling depan adalah pasukan invanteri yang bisa mati
duluan pada saat perang. Dalam konteks pendidikan, guru adalah pasukan
invanterinya pendidikan. Jadi kalau pendidikan gagal maka yang pertama
bertanggung jawab adalah Guru. Karenanya guru harus betul-betul diperhatikan, karena
guru menentukan menang tidaknya melawan kebodohan, kejumudan dan ketidakmajuan
untuk Negara kita tercinta. Menteri mendoakan semoga para guru mendapatkan petunjuk
Allah SWT, dapat melaksanakan tugas dengan baik, penuh pengabdian, dan mendidik
dengan hati nurani.
Mendikbud juga menyoroti besarnya jumlah guru
PNS yang pensiun 5 tahun terakhir yang belum terganti karena moratorium sejak
2011, dan jumlah ini digantikan oleh guru yang diangkat oleh Kepala Sekolah
yang kemudian menimbulkan permasalah dengan kualifikasi, kompetensi dan
sertifikasinya.
Di bagian lain Mendikbud juga mengevaluasi dualisme
system pengelolaan pendidikan di bawah kemdikbud dan Kemenag yang bisa jadi
berbeda standar, karena Kemenag bersifat sentralistik sementara kemdikbud sudah
desentralistik. Aliran alokasi anggaran 20% dari APBN untuk pendidikan
disampaikan secara rinci dimana Kemdikbud sebenarnya hanya mengelola sekitar 9%-nya
saja. Bukan berarti menteri lepas tanggung jawab, tetapi jajaran kemdikbud
terus bekerja keras memainkan peranan seperti yang diamanatkan UU dengan segala
keterbatasannya. Supaya ada pemahaman bersama bahwa soal pendidikan tidak hanya
menjadi tanggung jawab kemdikbud tetapi menjadi tanggungjawab banyak pihak dan
juga masyarakat.
Mendikbud berharap guru yang sudah mendapatkan
tunjangan profesi dapat memberikan prestasi dan pengabdainnya sebaik mungkin,
jangan sampai guru bersertifikasi dan guru honorer kerjanya sama saja. Guru harus
bisa menjadi teladan, guru bukan hanya pengajar tetapi juga pendidik yang tidak
dapat tergantikan, tidak bisa diwakilkan apalagi guru tidak hadir di tengah
siswa. Guru harus mendidik, di depan harus menjadi teladan, di tengah memberi
inpirasi, dan di belakang memberi motivasi. Menteri juga mengevaluasi
symbol/logo kemdikbud dengan hanya mencantumkan Tut Wuri Handayani sehingga
guru belum bisa menjadi teladan dan menginspirasi, tanpa bermaksud menyalahkan
pencetus symbol tersebut. Menteri juga meminta semua sekolah harus biasa menyanyikan
lagu Indonesia Raya 3 stanza. Siswa lulusan SD harus hafal Indonesia Raya 3
stanza.
Dalam implementasi pendidikan karakter
diharapkan tidak ada lagi polemic tentang hari sekolah. Guru akan sama seperti
ASN yang lain, dengan 5 hari kerja dan 8 jam perhari. Kurikulum tetap K13 atau
kurikulum apapun yang penting gurunya yang kompeten, kreatif dan inovatif. Pendidikan
akademik, pelatihan dan pengalaman menjadi modal guru dalam implementasi
kurikulum secara profesional. MGMP menjadi sangat penting untuk mengasah
pengetahuan dan keterampilan antara senior dan yunior. Kepada guru/Kepala
sekolah/Pengawas sekolah teladan-teladan ini menteri berharap dapat memberikan
teladan dan contoh untuk siswa dan untuk rekan-rekan sejawatnya.
MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
KETELADANAN GURU.
GURU MULIA KARENA KARYA.
0 komentar:
Post a Comment